Kamis, 14 November 2019

Sosok: Casanova, Maestro Seni Merayu dari Italia.


Casanova, hem… siapa yang tidak kenal dia, namanya sudah kondang terkenal dan bersinonim bagi laki-laki tampan sekaligus petualang cinta, sehingga orang lebih senang menilainya sebagai laki-laki yang tidak punya kesetiaan pada satu wanita.

Nalurinya “sebagai “kelinci” -kalau boleh meminjam istilah Andrea Hirata- tentunya tidak dibangun hanya dalam sekejap, dan mengapa ia melakukan itu, apakah ada motif khusus?, izin kan saya untuk melihat seorang Casanova dari sudut pandang yang mungkin berbeda, kawan sendirilah yang akan menilainya.

Giacomo Girolamo Casanova de Seingalt, itulah nama aslinya lebih dikenal dengan Casanova, lahir pada 2 april 1725 dan menutup mata pada 4 juni 1798 dalam umur 64 tahun, bagi penggemar astrology, Casanova termasuk karakter laki-laki yang punya mental kuat, mahir dalam berdiplomasi, orang yang berani sekaligus penyayang, suka menarik perhatian, pintar merayu dan suka bertualang, tipe orang yang ramah, pintar menyelasaikan masalah, memiliki memori yang kuat dan cendrung agresif, tapi juga punya sisi hitam yang kurang disukai, dia itu pencemburu berat kawan, penuh dendam dan terkadang emosional. Hem…sepertinya bakat menjadi “kelinci’ sudah terlihat sejak lahir.

Terlepas dari itu semasa hidup selain dikenal sebagai “kelinci” oleh sebagian orang, ia juga merupakan penulis berbakat, Histoire de ma vie (Sejarah Hidupku), sebuah otobiografi dan memoir, dianggap sebagai sumber paling otentik mengenai adat dan norma kehidupan sosial Eropa selama abad ke-18.

Terlahir dalam nature italia yang passionete atau penuh gairah, Pria italia itu kawan, umumnya memang suka mengekspresikan cinta, dimana mereka suka, mau dipasar, diatas gondola, berjalan diatas jembatan kanal, atau di dapur. Tak jarang kawan akan menemukan mereka menyanyi di bawah balkon rumah kekasihnya, membacakan puisi ditingkahi sapuan lembut gondola membelah kanal-kanal yang indah, mengejar kekasihnya sambil membawa bunga melewati lorong-lorong pasar, sesegukan menangis di hadapan pacarnya untuk meyakinkankan bahwa dialah satu-satunya pria yang pantas untuk pujaan hatinya itu, yah namun terkadang mereka juga suka bersuit-suit melihat wanita cantik lewat di depannya, tentunya tak lain untuk menarik perhatian kawan, yang wanita jangan dikata, mereka suka mendramatisir. Begitulah cinta kawan dan begitulah italia, dari nature seperti ini lahirlah Casanova.

Jika kita mau jujur, Casanova tidak akan dikenal dunia andai kata ia tidak menulis siapa dirinya, "Verba volant, scripta manent" —yang terucap bakal lenyap, yang tertulis akan abadi. Casanova menghabiskan akhir masa tuanya menulis memoir tentang dirinya, hidupnya sebagai pustakawan di puri milik Count Waldstein di Bohemia.

Mengejutkan bahwa dalam memoir yang ditulisnya dalam rentang waktu 32 tahun tersebut terdapat 116 kisah asmara, dalam setahun terdapat sekurangnya 4 episode cinta yang penuh warna-warni, apakah kawan tahu, memoir yang tulisnya tak kurang dari 3.600 halaman, kuat sekali ingatannya, pertanda ia bukan hanya terpelajar tapi juga jenius dimasanya.

Ditulis dalam bahasa Prancis, dalam kisah hidupnya, Casanova bertualang setidaknya di empat kota pada rentang tahun 1748 dan 1763, yaitu di kota Parma, Wina, Venesia, Marseille, kota-kota tersebut dikenal sebagai jantung dari pusat seni dan budaya sekaligus perdagangan dan politik di eropa pada masa itu.

Setahu saya hanya ada satu perempuan yang benar-benar menjadi tambatan hatinya, Franseca namanya, sayang wanita cerdas dan cantik itu sudah dijodohkan dengan seorang bangsawan kaya raya.

Namun apakah kawan pernah bertanya, mengapa ia mau bersusah payah menulis kisah hidupnya sendiri yang justru membuatnya dibenci sebagian orang? Bagi saya Casanova adalah orang yang berusaha melampaui ruang dan waktu dizamannya, ia ingin orang mengenalnya sesuai apa yang kita pikirkan tentang dia, orang mungkin akan menyebutnya playboy, disatu sisi tapi disi lain orang dapat memandangnya sebagai maestro dalam seni merayu, sebuah cabang seni kuno yang terus dikaji sampai sekarang.

Casanova, sepengetahuan saya hanya merayu wanita-wanita bangsawan yang terhormat dan terpelajar, bukan wanita yang bisa didatangi kapan saja oleh sembarang laki-laki, bahkan dalam satu episode ia pernah merayu seorang agamawan itu bukti bahwa ia mencoba mendalami sisi wanita yang tidak mudah untuk dimengerti, bertanya mengapa seorang wanita kaya dari keluarga terhormat mampu jatuh cinta dengan seorang pria pengayuh gondola hanya karena dengan tulus ia lantunkan lagu paling indah tentang cinta, padahal tak jauh dari perempuan itu duduk tunangannya, seorang pria kaya dan tampan sambil menghisap cerutu, bercerita tentang kapal-kapal dagangnya yang berjejer di pelabuhan Venesia, khatamlah nasib pertunangan itu mereka gara-gara sebuah lagu cinta. Atau seorang wanita yang cantik tapi terkenal galaknya minta ampun luluh hatinya karena secarik puisi dan sekuntum bunga di tambah sedikit air mata, hem… nampaknya rahasia hati wanita itulah yang sebenarnya coba untuk dikuak oleh Casanova sang pecinta. Rahasia bagaimana mendapatkan hati wanita, terlepas dari kekurangan yang dimilikinya, kawan saya lebih senang melihat Casanova dari sudut pandang tersebut. (zee)

Sumber :
 http://lapetithistoiremuhammadzeezarkasyi.blogspot.com/2011/01/casanova-maestro-seni-merayu-dari.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar