Malam
ini
Langit
bertudung gemerlap gemintang
Anginpun
bertiup begitu lembut
Namun
menghempas diriku
Dalam
sebuah kegalauan
Aku
resah tentang sebuah rasa
Yang
begitu menyiksaku.
Ku
tatap rembulan
Bergantung
dilangit malam
Kemudian
…
Sang
rembulan tersenyum padaku
Cahyanya
menembus bumi
Menerpa
hatiku yang sepi.
“
Apakah kau sedang jatuh hati wahai anak manusia?”
Sebuah
suara menggema
Dilorong
jiwaku
Akupun
terpana sesaat.
“Ya,
aku sedang jatuh hati”
Jawabku
sembari memandangi
Purnama
yang masih tersenyum itu.
“Lalu
mengapa kau resah?”
Suaranya
kembali bergema.
“Aku
resah, kerna ku tau
Dia
bukan untuk ku
Apa
yang harus kuperbuat saat ini?”
Tanya
ku pula pada angin yang berhembus.
“Cinta
itu layaknya kupu-kupu
Biarlah
ia terbang
Hingga
suatu saat
Ia
pun hinggap dihatimu”
Suara
gaib itu menghilang
Seiring
gugurnya dedaunan yang dikoyak angin malam.
Akupun
tersenyum
Terasa
lebih ringan beban dihatiku.
Kemudian
kumelangkah pergi
Diiringi
lambayan sang bayu
Membelai
rambut hitamku.
Sesekali
ku menatap purnama raya
Yang
dipagari gemintang malam.
Ataupun
dedaunan
Merenggas,
jatuh kebumi
Dan
hatikupun berkata…
“Oh
… Rembulan malam
Kutitpkan
salam ku padanya”.
Balikpapan. 2004.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar