Selasa, 07 Mei 2013

Angin Dan Purnama


Malam ini
Langit bertudung gemerlap gemintang
Anginpun bertiup begitu lembut
Namun menghempas diriku
Dalam sebuah kegalauan
Aku resah tentang sebuah rasa
Yang begitu menyiksaku.

Ku tatap rembulan
Bergantung dilangit malam
Kemudian …
Sang rembulan tersenyum padaku
Cahyanya menembus bumi
Menerpa hatiku yang sepi.

“ Apakah kau sedang jatuh hati wahai anak manusia?”
Sebuah suara menggema
Dilorong jiwaku
Akupun terpana sesaat.

“Ya, aku sedang jatuh hati”
Jawabku sembari memandangi
Purnama yang masih tersenyum itu.

“Lalu mengapa kau resah?”
Suaranya kembali bergema.

“Aku resah, kerna ku tau
Dia bukan untuk ku
Apa yang harus kuperbuat saat ini?”
Tanya ku pula pada angin yang berhembus.

“Cinta itu layaknya kupu-kupu
Biarlah ia terbang
Hingga suatu saat
Ia pun hinggap dihatimu”
Suara gaib itu menghilang
Seiring gugurnya dedaunan yang dikoyak angin malam.

Akupun tersenyum
Terasa lebih ringan beban dihatiku.

Kemudian kumelangkah pergi
Diiringi lambayan sang bayu
Membelai rambut hitamku.

Sesekali ku menatap purnama raya
Yang dipagari gemintang malam.
Ataupun dedaunan
Merenggas, jatuh kebumi
Dan hatikupun berkata…

“Oh … Rembulan malam
Kutitpkan salam ku padanya”.
 
Balikpapan. 2004.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar